Ada Dusta di Balik Drama KPK


By: Nandang Burhanudin

Dua drama yang selalu LIVE dan tak pernah habis masa tayangnya.

1. Drama pembusukan PKS
2. Drama pengepungan Teroris.

Disebut drama, karena terlalu kental aroma dramatisasinya.
=> Publik bertanya, mengapa LHI dijebloskan ke penjara berbulan-bulan tanpa proses hukum. Sementara Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng masih melenggang kangkung, padahal bukti-saksi-dan status hukum sudah terang benderang?

Sebagaimana dalam masalah teroris, publik bertanya mengapa jika teror yang dilakukan OPM atau sekte Kristen di Maluku, sama sekali tidak dipersepsikan sebagai teroris?
=> Publik tahu, harga pasaran mobil di DPP PKS tak sebanding dengan harga 1 mobil Lamborghini yang dimiliki petinggi partai tertentu. Mengapa kepada PKS begitu didramatisir?
Sebagaimana dalam masalah teroris, publik tahu bahwa senjata yang dimiliki OPM dan sekte Kristen jauh lebih canggih dibanding teroris yang dituduhkan kepada kelompok Islam tertentu.

=> Publik paham, jika urusan korupsi itu adalah kerugian negara, berapa kerugian negara dari BLBI, Century, Hambalang, Eddy Tanzil, atau korupsi lainnya yang sudah inkrah di pengadilan namun "dilepas" begitu saja. Pelanggaran hukum justru banyak dilakukan oleh para penegak hukum.

Sebagaimana jika teroris itu melanggar hukum, maka urusan melanggar hukum atas nama penegakkan hukum atau penumpasan dengan bunuh di tempat terhadap teroris yang masih "terduga" itu selalu CEPAT. Tapi untuk OPM dan sekte Kristen sangat LAMBAT.

Kesimpulannya:
Drama kriminalisasi PKS dan teroris PKS, sukses memalingkan rakyat dari:
=> Kasus Hambalang yang 1 bulan lalu akan menyeret IBAS, Sekjend Demokrat dan putra kedua Presiden SBY.
=> Kasus Century yang dipastikan melibatakan Wapres BOEdiono, mantan Menkeu Sri Mulyani, dan para pembesar negeri ini.
=> Kasus Lapindo yang menyeret ARB, kasus yang hingga kini angat-angat tahi ayam.
=> Kasus BLBI yang menyedot ratusan trilyun uang rakyat, yang dipastikan melibatkan hampir seluruh pejabat rezim Soeharto.

Bagi saya, segera tuntaskan kasus LHI. Jika salah, vonis seberat-beratnya. Jika tidak terbukti, kembalikan nama baiknya dan nama institusi yang diseret-seret terlibat pencucian uang.

Namun ingat, 1 milyar rupiah -jika memang benar- adalah uang yang tak ada nilainya dibanding 1200 milyar (1,2 Triliyun) kasus Hambalang dan 6.7 Trilyun (6700) miyar korupsi Century.

Saya yakin, jika aliran dana Century dibedah, sebenarnya tak ada yang sah dalam pemilu 2004 dan 2009. Tapi BERANI JUJUR ITU, BERAAT ....

Sebagaimana TUMPAS HABIS akar terorisme, jangan sekedar NUMPANG dor-doran LIVE di TV dan menjadikan umat ISlam sebagai target.

Kasian anak-anak, lagi "mumet" urusan UN yang gak MUTU.
Kasian ibu-ibu Rumah Tangga yang "pusing" karena harga tak MENENTU.
Kasian para suami yang "STRESS" karena penghalisan tak pernah JITU.

Stop DUSTA wahai KPK!